Kamis, 29 September 2016

Debt Collector beraksi,korban di campakan di jalan tol!!!

CIKAMPEK, RAKA - Aksi penyitaan kendaraan di tengah jalan kembali dilakukan debt collector. Parahnya, kali ini mereka juga membawa pengendaranya, lalu diturunkan di jalan Tol Jakarta-Cikampek.
Berdasarkan penuturan pengacara korban, Jaya Taryana, tiga orang debt collector tiba-tiba menyita mobil yang dikendarai Rika, saat kliennya dalam perjalanan menuju Karawang. "Kejadiannya di Klari, Senin jam 5 sore. Mereka ngaku dari BFI Finance," ujar Jaya kepada Radar Karawang di Cikampek, Selasa (27/9).
Setelah mengambil kunci mobil, kata Jaya, kemudian Rika bersama saksi dibawa ke Karawang. Dalam perjalanan justru diturunkan di tengah jalan Tol Jakarta-Cikampek. "Ngomongnya akan dibawa ke BFI Finance Karawang. Tapi saat melintasi Karawang mobilnya terus melaju sampai ke jalan tol," bebernya.
Ia melanjutkan, karena ketakutan, Rika yang merupakan warga Dusun III Cipeundeuy Rt02/1, Desa Cipeundeuy, Kecamatan Cipeundeuy, Kabupaten Subang, itu langsung menghubungi orangtuanya, minta dijemput. "Ya Rika otomatis nangis. Karena diturunkan di jalan tol. Lalu dijemput oleh keluarganya," ujar lelaki yang juga merupakan pengacara Karang Taruna Karawang itu.
Atas kejadian tersebut, pihaknya selaku kuasa hukum Rika, melaporkan kejadian itu ke Polres Karawang, dengan nomor LP/2162/IX/2016/JBR/ RES.KRW tertanggal 26 September 2016. Pihaknya meminta agar kepolisian segera menindaklanjuti LP yang dibuat. "Kami harap pihak kepolisian bisa segera menindaklanjuti laporan kami. Sesuai ketentuan hukum yang berlaku," ujarnya.
Lain dari itu, mobil yang dikendarai Rika merupakan mobil gadai dari salah satu kepala desa yang ada di Purwakarta, dengan no polisi B 1815 OW, merek Toyota Avanza tahun 2000 warna hitam metalik, atas nama PT Trikarya Sejati Galena Perkasa. "Kami akan menjalankan tugas sebagai mana mestinya, sebagai kuasa hukum," pungkasnya.
Hingga berita ini diturunkan, BFI Finance belum berhasil dihubungi. 

Copas dari Radar-Karawang.com

Penembak jitu Jatisari sumbang Emas di Pon Jabar!!

JATISARI, RAKA - Masih ingat dengan Bayu Setyo Ariwibowo (20)? Warga Dusun Kertamulya RT 04/02, Desa Balonggandu, Kecamatan Jatisari, ini menjadi atlet menembak Jawa Barat pada Pekan Olahraga Nasional (PON) XIX. Kerja kerasnya ternyata membuahkan hasil. Dia bersama satu regunya berhasil menyumbangkan medali emas.
Kepala Desa Balonggandu Suhana mengatakan, prestasi yang diraih Bayu patut diacungi jempol. Pasalnya, bukan hal yang mudah bisa berlaga di tingkat nasional dan menjadi yang terbaik. "Kami dapat info. Bayu menyumbangkan emas. Dia mewakili Jabar pada cabang olah raga menembak beregu putra," ujarnya.
Sedangkan untuk nomor perorangan, kata Suhana, Bayu menjadi yang terbaik kelima. Pasalnya, ada perubahan mendadak nomor pertandingan yang diikuti Bayu. "Karena seniornya ada halangan. Jadi Bayu bertanding di nomor perorangan senior. Padahal sebelumnya dipersiapkan di nomor junior," terangnya.
Sebelum berlaga di PON, anak pertama dari tiga bersaudara itu sempat mengenyam latihan menembak di Korea Selatan selama beberapa bulan. "Sekitar tiga minggu Bayu ikut sesi latihan," ujar orangtua Bayu, Heri Noviyanto. 

Copas dari Radar-Karawang.com

Warga Klari sampai Purwasari minim kesadaran kebersihan lingkungan

PERSOALAN sampah mulai dari wilayah Kecamatan Klari hingga Purwasari masih terbilang tinggi. Buktinya, disepanjang jalan Klari, hingga purwasari, tidak sedikit Tempat Pembuangan Sampah (TPS) liar, bertebaran disepanjang jalan tersebut.

Padahal, perlintasan dua wilayah itu, merupakan perlintasan yang begitu urgen, karena keluar masuknya wilayah lain ke Daerah Kabupaten Karawang. Sementara kesadaran masyarakat masih belum dapat ditingkatkan dari kedua Kecamatan yang ada diwilayah  tersebut. Hal ini dituturkan, Andri Aktifis Mahasiswa STEI Bina Cipta Madani Karawang yang bertempat tinggal di Kandiwa II Kosambi, saat berbincang dengan Radar Karawang dikediamanya. Pasalnya, kebersihan lingkungan diwilayah Kecamatan Klari,bahkan hingga Purwasari masih sangat jauh dari harapannya.
Hal ini terbukti dengan banyaknya tumpukan sampah disepanjang Jalan Raya Klari hingga Purwasari. Ironisnya, tumpukan sampah tersebut masih terus dibiarkan dengan waktu yang cukup lama. "Padahal, ini kalau dibiarkan akan memicu terjadinya banjir, pantas saja, di sepanjang Jalan Raya Purwasari hingga Klari pasti banjir saat musim hujan, ya kesadaran masyarakat terhadap kebersihan lingkungan masih minim akan kepeduliannya," tuturnya.
Semestinya, dia melanjutkan, harusnya pihak Pemerintah Setempat segera berlakukan ketegasan terhadap warga yang sering melakukan pembuanmgan sampah sembaranagan hingga menjadikan penumpukan disepanjang jalan kedua wilayah tersebut. "Sampah ada di beberapa titik disepanjang jalan raya Kalari hingga Purwasari, belum ke dalam wilayahnya, kondisi yang sangat memperihatinkan, warga masih belum sadar akan pentingnya kebersihan," paparnya.
Maka dari itu, dia berharap, agar persoalan sampah dapat disegerakan dalam bentuk solusinya, yang diharapkan dapat dilakukan desakannya dalam pembuatan Regulasi pelarangan membuang sampah sembarangan oleh warga dilinhkunganya. Hal ini yang nantinya akan dapat meminimalisir tps liar di dua wilayah ini. "Kalau tidak segera ada regulasi yang menaunginya, maka ini akan jadi opsi dalam mengurangi jumlah TPS liar  yang ada diwilayah ini," pungkasnya. 

Copas dari Radar-karawang.com

Wancimekar di teror jelema Gelo!!

KOTABARU, RAKA - Warga Wancimekar diteror orang gila. Selain terancam disakiti, orang gila yang diketahui warga Kalioyod itu kerap menganggu perempuan. Parahnya, sudah tiga tahun dibiarkan begitu saja, karena tidak diobati keluarganya ke rumah sakit.
Hal itu terungkap dalam rapat minggon di Desa Wancimekar, Kecamatan Kotabaru, Rabu (28/9) kemarin. Seorang peserta rapat, Lilis mengatakan, orang yang diketahui gila itu bernama Samsudin (42). Ia mengaku prihatin, karena selama ini Samsudin tidak pernak diobati karena keterbatasan ekonomi. "Baru hari ini diurus (diobati ke rumah sakit menggunakan kartu Karawang sehat)," ungkapnya kepada Radar Karawang.
Ditemui di rumahnya, orangtua Samsudin, Suhaeti membenarkan anaknya sudah tiga tahun mengalami gangguan kejiwaan. Awalnya, anak kedua dari dua bersaudara itu belajar ilmu hitam. Namun, sejak gurunya meninggal dia menjadi stres. "Saya amat sangat berterima kasih kepada Lilis selaku tetangga, yang sudah mau membantu anak saya berobat," ujarnya.
Ditanya keseharian Samsudin, menurut Suhaeti kegilaannya hanya sewaktu-waktu. Jika dalam keadaan normal, ia bisa berkomunikasi dengan keluarga. Nafsu makannya juga besar. Dalam satu hari, bisa menghabiskan dua piring. "Ia juga suka merokok. Sehari habis dua bungkus," ujarnya.
Sementara menurut tokoh masyarakat Kalioyod, Aep mengatakan, di Kecamatan Kotabaru ada dua orang gila. Mereka akan dirujuk ke Rumah Sakit Karya Husada. "Besok (hari ini) mau dibawa ke rumah sakit," tuturnya.
Mendengar ada warganya yang mengalami gangguan jiwa, Kepala Desa Wancimekar Alih Miharja berpesan jika ada persoalan seperti saluran air, keamanan dan masalah kesehatan, segera melapor. "Bintara pembina desa (babinsa) dari kepolisian dan TNI AD, siap mengawal masyarakat," ujarnya.

Copas dari Radar-karawang.com
Ilustrasi dari Google

Yes!!! 3 pengedar sabu di Cikampek di ringkus!

CIKAMPEK, RAKA - Tiga pengedar narkoba diciduk Badan Narkotika Nasional Kabupaten (BNNK) Karawang di berbagai lokasi dan waktu terpisah, Selasa (27/9) lalu. Dari tangan ketiga pelaku petugas mengamankan 7 gram sabu.
Ketiga pengedar narkoba tersebut masing-masing berinisial SG (32), DD (26), dan MD (27) warga Dusun Babakan Jati RT 03/03, Desa Cikampek Timur. Sementara RJ selaku pemasok barang haram tersebut hingga kini masih buron.
Kepala BNNK Karawang AKBP M Julian mengatakan, penangkapan terhadap ketiga tersangka dilakukan berdasarkan informasi dari masyarakat, yang menyebutkan para tersangka kerap bertransaksi narkoba di sekitar rumah tinggal mereka. Kemudian anggota diterjunkan untuk melakukan penyelidikan di wilayah tersebut. "Hasil dari penyelidikan tersebut, yang pertama kali kita amankan adalah DD, tidak berselang lama kita juga mengamankan MD. Dan yang terakhir kita langsung mengamankan SG yang saat itu sedang berada di belakang rumahnya," kata Julian, Rabu (28/9) kemarin.
Tersangka SG, mengakui jika sabu yang dijadikan sebagai barang bukti itu diperoleh dari RJ. Namun, hubungan bisnis haram SG dengan RJ baru berlangsung sekitar dua bulan. Tetapi, SG sendiri sudah lebih setahun menjadi pengedar narkoba melalui jaringan lain. "Terakhir, SG memesan sabu sebesar Rp 1 juta ke RJ," kata Julian
Untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya, ketiga tersangka dijerat dengan pasal 114 jo 112 Undang Undang No 35 Tahun 2009 tentang Narkotika. "Jika terbukti sebagai pengedar, ancaman hukumannya minimal 5 tahun," kata Julian.(ops)

Copas dari Radar-Karawang.com

Karawang,Kota Industri atau Kota anarki?

Lagi,perebutan lahan antara masyarakat dan perusahaan kembali terjadi di karawang.Kali ini terjadi di teluk jambe,tepatnya di kuta tandingan.Keberadaan sebuah perusahaan seharusnya bisa membangun ekonomi masyarakat sekitar.Namun inilah Indonesia khususnya Kota kita Karawang.Bukannya memajukan ekonomi masyarakat,perusahaan-perusahaan di karawang malah lebih banyak merusak lingkungan dan bermasalah dengan masyarakat setempat.Pun begitu dengan PT.PERTIWI LESTARI,mereka menutup jalan lalu lintas warga dengan memasang portal sehingga warga tidak bisa melakukan aktifitasnya,Bahkan portal tersebut sering di jaga petugas keamanan.Berita ini menyebar dari mulut ke mulut,hingga menyebar di media sosial Facebook.Salah satu Netizen bahkan menuduh para pejabat di karawang tidak peka terhadap warganya sendiri.Karawang kota industri,Karawang kota Anarki.