Selasa, 12 Mei 2015

Harga Tanah di Karawang Naik Tiga Kali Lipat

Lonjakan harga tersebut seiring dengan
bertumbuhnya Kabupaten Karawang sebagai kota
dan pusat investasi untuk manufaktur dan properti
Harga lahan di Karawang, Jawa Barat, saat ini,
meningkat dua hingga tiga kali lipat dibandingkan
tiga tahun lalu. Kini, harga di pasaran berkisar
Rp2,5-3 juta per meter persegi.
Lonjakan harga tersebut seiring dengan
bertumbuhnya Kabupaten Karawang sebagai kota dan
pusat investasi untuk manufaktur dan properti.
Sejumlah industri besar mendirikan pabrik di
kabupaten tersebut.
Menurut Chief Executive Officer (CEO) Grand Taruma
PT Pesona Gerbang Karawang Aking Saputra, harga
tanah di Karawang Barat dan sekitarnya melonjak
tajam. Imbasnya, kata dia, para pengembang
membanderol harga jual rumah yang dibangunnya
dengan harga tinggi.
Saat ini, kata Aking, sekalipun di pasaran harga
tanah Karawang Barat Rp2,5-3 juta per meter
persegi, namun Nilai Jual Objek Pajak (NJOP) sekitar
Rp1,5 juta per meter persegi. “Harga tanah
kenaikannya bisa dua kali lipatnya saat ini,
dibandingkan dua atau tiga tahun lalu,” kata Aking,
di Karawang, Rabu (7/11).
Dia menjelaskan, wilayah Karawang masih didominasi
oleh pengembang perumahan kelas menengah ke
bawah. Sedangkan pemain di kelas menengah atas
masih tergolong minim. “Mayoritas memang
menengah bawah, jadi kalau saingan ke menengah
atas belum ada karena itu kamu bermain di kelas
tersebut,” jelasnya.
Pesona Gerbang Karawang adalah anak usaha Agung
Podomoro Land. Agung Podomoro pada awalnya
mengakuisi perumahan Gerbang Karawang dalam
mengembangkan proyek Grand Taruma. Lokasi ini,
tambah Aking, merupakan kawasan elit di Karawang
karena lokasi yang menjanjikan berada di sepanjang
Jalan Tarumanegara. Jalan Raya tersebut berjarak 6
km dari gerbang tol Karawang.
Grand Taruma merupakan proyek residensial pertama
Agung Podomoro di Karawang. Sejak diluncurkan
pada pertengahan tahun 2011, telah mencatat
penjualan Rp350 miliar. “Kami punya target sampai
akhir tahun ada tambahan Rp300 miliar,” katanya.
Penjualan tersebut berasal dari penjualan cluster
Senopati sebanyak 72 unit, ruko tiga lantai, dan
outlet. Proyek tersebut berada di area seluas 48
hektare yang berada di kawasan Karawang Barat.
“Investasi awal dari Agung Podomoro sebesar Rp38
miliar. Sementara investasi keseluruhan untuk
konstruksi di luar harga tanah bisa capai Rp800
miliar,” kata dia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar